Share

Israel Tolak Bebaskan 2 Tahanan Top Palestina

Last updated: 13 Oct 2025
5 Views
Indonesia Kurang Tenaga Medis, Wamenkes: 4,6 Persen Puskesmas Tak Punya Dokter

Indonesia Kurang Tenaga Medis, Wamenkes: 4,6 Persen Puskesmas Tak Punya Dokter

Kekurangan dokter di titik layanan primer tetap jadi masalah. Pemerintah menyatakan angka tertentu, sementara data lain dan analis menunjukkan variasi distribusi yang cukup tajam antar daerah.

Dilaporkan:  |  Penulis: PortalBerita

Inti Berita

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) menyatakan bahwa sekitar 4,6 persen puskesmas di Indonesia tidak memiliki dokter yang bertugas, menegaskan adanya masalah ketersediaan tenaga medis di tingkat layanan primer. Pernyataan ini memicu perhatian publik karena puskesmas merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat.

Sumber berita terkait pernyataan pejabat kesehatan dan laporan situasi tenaga kesehatan dapat dilihat pada laporan-laporan resmi dan media nasional.

Data & Perbandingan dari Sumber Lain

Perlu dicatat bahwa beberapa sumber dan rilis Kementerian Kesehatan mengungkap angka yang berbeda-beda tergantung definisi (mis. dokter umum vs. dokter gigi) dan waktu pengumpulan data. Misalnya, ada laporan yang menyebut beberapa ratus puskesmas belum memiliki dokter umum, sementara data lain menyorot puluhan hingga ratusan puskesmas yang kekurangan dokter gigi atau profesi kesehatan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa masalahnya bukan hanya jumlah absolut, tetapi juga distribusi tenaga kesehatan yang sangat tidak merata antar wilayah khususnya di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan.

Catatan: Perbedaan angka bisa muncul karena perbedaan waktu data, jenis tenaga kesehatan yang dihitung (dokter umum vs. dokter gigi), atau definisi "tidak berisi dokter" (kosong sementara vs. permanen). 

Dampak pada Pelayanan Publik

  • Turunnya akses layanan primer di wilayah yang tidak memiliki dokter warga harus menempuh jarak lebih jauh untuk mendapat layanan medis.
  • Peningkatan beban kerja pada perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya yang ditempatkan di puskesmas kosong dokter.
  • Risiko keterlambatan diagnosis penyakit kronis atau kondisi darurat yang memerlukan penanganan dokter.

Penyebab yang Sering Disorot

Beberapa akar masalah yang sering disebut oleh pengamat dan pejabat terkait:

  1. Ketimpangan distribusi tenaga kesehatan antara pusat (kota besar) dan daerah terpencil. Dokter cenderung berkumpul di kota besar dan ibu kota provinsi. 
  2. Kapasitas produksi dokter yang belum cukup untuk menutup kebutuhan nasional, ditambah tingginya angka kebutuhan ideal dibanding jumlah lulusan tiap tahun. 
  3. Faktor non-teknis seperti fasilitas, insentif, dan kualitas hidup di daerah terpencil yang membuat penempatan sulit dipertahankan.

Langkah Pemerintah & Rencana Solusi

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menginisiasi beberapa langkah untuk mengatasi masalah ini, antara lain:

  • Pemberian insentif dan beasiswa untuk calon dokter yang bersedia ditempatkan di wilayah DTPK (Daerah Terpencil, Perbatasan, Kepulauan).
  • Program percepatan rekrutmen dan penempatan dokter melalui skema kerja sama daerah dan kementerian/lembaga.
  • Peningkatan kapasitas institusi pendidikan kedokteran dan program residency untuk menambah produksi tenaga medis.

Namun para ahli menekankan bahwa solusi jangka panjang membutuhkan perbaikan infrastruktur, kemampuan karier, dan insentif yang kompetitif agar dokter betah bertugas di daerah terpencil.

Apa yang Bisa Dilakukan Masyarakat

Untuk jangka pendek, masyarakat dan pemangku kepentingan lokal dapat mempertimbangkan langkah-langkah berikut:

  • Meningkatkan peran tenaga kesehatan non-dokter (perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat) melalui pelatihan dan dukungan sistem rujukan.
  • Memanfaatkan telemedicine dan layanan konsultasi jarak jauh sementara waktu di wilayah yang sulit dijangkau.
  • Menekan beban penyakit preventable dengan program promosi kesehatan, imunisasi, dan sanitasi.

Kesimpulan

Isu kekurangan tenaga medis di puskesmas adalah masalah berlapis: bukan hanya soal angka absolut, tetapi juga soal ketimpangan distribusi, prioritas kebijakan, dan insentif agar tenaga medis mau bekerja dan bertahan di daerah-daerah terpencil. Klaim Wamenkes mengenai persentase puskesmas tanpa dokter menegaskan urgensi masalah ini, sementara data lain menunjukkan variasi menurut jenis tenaga kesehatan dan waktu pengambilan data. Untuk solusi efektif diperlukan kombinasi kebijakan jangka pendek dan investasi jangka panjang pada pendidikan, infrastruktur, serta skema penempatan yang adil. 

Sumber referensi (pilihan):
  • CNN Indonesia liputan terkait puskesmas tanpa dokter umum dan komentar pejabat Kemenkes.
  • Detik/Metro laporan Kemenkes tentang jumlah puskesmas tanpa dokter dan tanpa dokter gigi pada periode tertentu.
  • Analisis akademik (UNAIR) tentang ketimpangan tenaga kesehatan di Indonesia.
  • Antara / Rilis Kemenkes tentang upaya pemenuhan tenaga (dokter gigi/puskesmas).
© 2025 PortalBerita Semua hak dilindungi.

Related Content
Dokter Ingatkan Risiko Paparan BPA pada Balita,
Dokter mengingatkan bahaya paparan BPA pada balita yang dapat mengganggu hormon dan perkembangan anak. Orangtua diimbau lebih cermat
13 Oct 2025
Harga Emas Dunia Pecah Rekor, Ketegangan Dagang AS
Harga emas dunia menembus rekor tertinggi akibat meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China. Investor global
13 Oct 2025
Indonesia Kurang Tenaga Medis: 4,6 Persen Puskesmas
Wakil Menteri Kesehatan menyebut masih ada persentase puskesmas di Indonesia yang belum memiliki dokter. Artikel ini mengulas data,
13 Oct 2025
Website ini menggunakan kukis untuk pengalaman terbaik Anda, informasi lebih lanjut silakan kunjungi Kebijakan Privasi and Kebijakan Kukis
Compare product
0/4
Remove all
Compare